Bapak Penjaga Perlintasan Kereta Api

8:33:00 PM



Setiap dalam perjalanan pasti selalu ada kenangan dimasa lalu yang mengikuti. Seperti hari ini, perjalanan ku ke Jakarta mengingatkan ku kepada Bapak penjaga perlintasan kereta api.
2 tahun yang lalu saat aku menjalankan tugas ku sebagai mahasiswa dalam kegiatan bakti masyarakat di desa Bojongkoneng, Padalarang aku bertemu dengan Bapak penjaga. 

Saat itu kondisi ku serba terpaksa, terpaksa untuk mengikuti kegiatan bakti masyrakat di hari weekend yang seharusnya aku beristirahat setelah 5 hari kerja, terpaksa untuk menggunakan KRD dari Bandung ke Padalarang, terpaksa tidur dilantai dengan slipingbag, terpaksa untuk melakukan semua hal yang tak pernah ku lakukan di rumah. Semuanya terdengar serba terpaksa, tapi setiap weekend tiba (saat itu) ku niatkan untuk berbuat baik kepada semua orang yang ada disana, kalau bahasa anak jaman now "enjoykeun weh". Yups cara untuk menikmati kehidupan di desa yang terpencil jauh dari hingar bingar perkotaan, adalah dengan bersykur dan bisa banyak stok foto-foto alias hunting explore desa.  

Weekend pertama di desa belum merasa menikmati, masih ngedumel ini itu. Weekend kedua masih sama seperti weekend pertama. Weekend ke tiga, mulai menikmati perjalanan Bandung - Padalarang menggunakan KRD dan naluri huntingpun mulai keluar, kalau hasrat ingin foto segera, pasti harus disalurkan. Saat itu kepingin foto-foto kereta api, karena saking seringnya naik KRD dan selalu melewati pos penjaga perlintasan kereta api di desa Bojongkoneng. 

Finally, aku bertemu dengan Bapak penjaga (lupa lagi namanya) yang setiap hari dari pagi sesudah sholat subuh hingga menjelang magrib menjaga perlintasan kereta api di desa Bojongkoneng, Padalarang. 
"Bapak punten, boleh minta izin ikut foto-foto kereta api?" tanya ku kepada Bapak penjaga
"Mangga neng, tapi harus nunggu 30 menit lagi. Kalau mau fotoin kereta apinya." jawab si Bapak.
"Iya pak engga apa-apa. kita mau nungguin ko pak. Soalnya susah dapet in momen kaya sekarang." Jawab aku.
"Kalebet neng, panas. Simpen weh kantongna di dieu. Karunya nyarandak kantong ageung." Bapak penjaga dengan baik hati mengizinkan aku dan teman ku untuk masuk di pos penjaga perlintasan kereta api.  Saat itu aku bawa tas gunung jadi keliatan banget kaya anak mau kemping. 
ngobrol sama Bapak penjaga panjang lebar tiba-tiba bunyi klakson kereta api, yang menandakan palang pintu perlitasan kereta api harus segera ditutup. Si bapak harus lebih dulu menutup perlintasan yang ada dekat pos, kemudian menutup perlintasan yang disebrangnya. Aku dan temanku berada di depan pos posisi siap untuk memotret. Hasilnya jangan ditanya hehehehe

Setelah kereta lewat, aku dan teman ku di kenalkan oleh Bapak Penjaga dengan Bapak proyek yang sedang membantu pengecekan tanah rel kereta api di dekat jembatan yang berwana pink, entahlah nama jembatan itu pokonya kalau sering lewat tol cipularang suka keliatan jembatan kereta api warna pink. Aku dan temanku bisa puas foto-foto kereta, rel kereta, jembatan kereta api. Semuanya berkat Allah SWT yang mempertemukan aku, teman ku dan Bapak penjaga. Perbincanga dengan yang kemudian membuatkan semangat untuk selalu datang ke desa Bojongkoneng.  

Dengan usia yang tak muda lagi, beliau masih berkeinginan menjaga keamanan dan keselamatan di daerah perlintasan kereta api. Pekerjaan yang terlihat sepele, namun jika lalai dikerjakan nyawa adalah taruhannya. 

So, reminder buat aku yang masih muda dan kadang sering menyepelekan berbagai pekerjaan orang lain, dan terkadang selalu mengeluh masalah perkerjaan sendiri. Bapak yang sudah tua pun masih ingin menjadi orang yang bermanfaat masa sih ya aku engga mau jadi orang yang bermanfaat???
*astgafirulloh...

sekian kisah aku dengan Bapak penjaga perlintasan pintu kerta api yang baik hati sekali dengan senyumannya. Semoga Bapak sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. aamiin. 
maapin ya ngalor ngidul doyan ngomong dongeng kesana sini....

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe