Polip Rahim
5:31:00 AMBismillahirrohmanirrohim, hampir 2 tahun ga pernah sharing sharing lagi di blog. Baru sekarang memberanikan diri untuk sharing pengalaman yang dialamin kemarin.
Desember tahun 2022, saya didiagnosa polip endometriosis (polip rahim). Kaget, sedih, campur aduk, karena saat didiagnosa itu dokter menyampaikan jika polipnya dibiarkan saja sampai kapan pun tidak akan bisa hamil, karena polip itu mencegah terjadinya pembuahan. solusi yang diberikan oleh dokterpun adalah kuretase.
Saya tidak tau awalnya kalau kuretase ternyata dilakukan diruang operasi dan bius total, dan saya tidak ingin masuk ruang operasi. Maka saya mencari opsi lain ke dokter ke 2, ternyata tetap sama polip endo dan harus kuretase.
Saya coba lagi datang ke dokter obgyn di Rumah Sakit Hansa Sadikin atas rekomendasi dari kerabat, dan ternyata lebih mengejutkan lagi polipnya bukan tumbuh satu tapi ada tiga, saat itu suami mencoba menguatkan saya agar tidak panik. Setelah pemeriksaan USG, dokter merekomendasikan tindakan histeroskopi, tetap harus dilakukan di meja operasi. Saat itu dokter menjelaskan prosesnya akan dimasukan kamera dengan selang yang kecil, lalu dokter memperlihatkan sebuah video yang dilakukaan alat tersebut merekam kondisi didalam rahim (bisa cek di google dan youtube kalau teman-teman penasaran ingin melihat).
Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan tindakan histereskopi di RSIA Grha Bunda dengan berbagai pertimbangan. Proses histeroskopi tidak jauh berbeda dengan kuretase, bisa menginap 1 malam atau tindakan pagi sore sudah dapat pulang. Pemulihannya cukup cepat dan waktu itu saya bisa langsung mengendarai motor (mungkin kembali lagi toleransi rasa sakit setiap orang berbeda)
Banyak orang yang bertanya, kenapa bisa terjadi polip?
para dokter tidak dapat menjelaskan secara detailnya. namun kemungkinan ada kaitannya dengan genetik.
para dokter tidak dapat menjelaskan secara detailnya. namun kemungkinan ada kaitannya dengan genetik.
Apa yang dirasakan pada badan?
tidak ada rasa sakit, yang dialami oleh saya adalah gangguan haid yang panjang selama 14hari tiap bulan, itu terjadi saat covid tanpa disadari gangguan haid saya seperti itu sudah 2 tahun dan yang menjadi trigger adalah saat itu saya sudah telat haid namun hasil tespeknya negatif maka saya memutuskan untuk konsul ke dokter obgyn dan ternyata hasil USG menunjukkan polip.
Setelah polip diangkat apa yang dirasakan? apakah jadwal haid menjadi teratur?
Alhamdulillah, 1 minggu setelah tindakan jadwal haid menjadi normal.
Selama 2 bulan pasca histereskopi masih kontrol dengan dokter obgyn karena memastikan siklus haid kembali teratur dan normal. Namun saat dibulan ke 2 kontrol hasil USG menunjukkan sel telur kecil kecil yang dikenal dengan istilah PCO, saat itu dokter memberikan terapi dan saya lakukan semua yang disarankan oleh dokter.
Selama 2 bulan pasca histereskopi masih kontrol dengan dokter obgyn karena memastikan siklus haid kembali teratur dan normal. Namun saat dibulan ke 2 kontrol hasil USG menunjukkan sel telur kecil kecil yang dikenal dengan istilah PCO, saat itu dokter memberikan terapi dan saya lakukan semua yang disarankan oleh dokter.
Niat saya dan suami berobat dan melakukan tindakan pengangkatan polip hanya untuk mengatur siklus haid kembali normal. Alhamdulillah setelah terapi Allah SWT memberikan rezeki, saya positif hamil.
Saya disini hanya berbagi pengalaman saja, apabila teman-teman ada yang mengalami gangguan haid yang sudah sampai menahun coba untuk mengatur pola hidup sehat, dari makanan sehat dan mulai olahraga (pesan untuk diri sendiri juga) atau bisa langsung berkonsultasi ke puskesmas / bidan / ke spesialis dokter obgyn. Jangan pernah takut untuk datang dan berkonsultasi.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, dan kita semua selalu sehat serta selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, dan kita semua selalu sehat serta selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin
0 komentar